Sabtu, 13 Oktober 2012


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama sekolah             : SMA Negeri 8 Palembang
Mata pelajaran           : Fisika
Kelas / Semester         : X / 2
Alokasi Waktu                        : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi   :3. menerapkan prinsip kerja alat-alat optik.
Kompetensi Dasar      :3.1 Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif.
Indikator                     : 1. Menuliskan bagian-bagian mata dan fungsinya.
                                      2. Menuliskan jenis cacat mata dan penggunaan kaca mata yang tepat.
                                      3. Menghitung kekuatan lensa untuk rabun jauh.
                                      4. Menghitung kekuatan lensa untuk rabun dekat.
                                      5. Menghitung kekuatan lensa untuk mata tua.

I.          Tujuan Pembelajaran : 
            - siswa dapat memahami prinsip kerja secara kualitatif dan kuantitatif.
II.        Materi pembelajaran             : Mata dan Kaca Mata
III.       Metode pembelajaran                        : Metode tanya jawab / diskusi.
IV.       Langkah-langkah pembelajaran :
a.      Kegiatan awal                  (10 menit)
-          Apersepsi         : tuliskan kesamaan hubungan fokus, jarak benda dan jarak bayangan
-          Motivasi           : dimanakah letak bayangan yang dilihat oleh mata untuk yang normal ?


b.      Kegiatan inti                     ( 50 menit )
-          Siswa melakukan diskusi dan menjawab pertanyaan tentang sebutkan bagian-bagian mata dan fungsinya
-          Siswa menuliskan jenis cacat mata
-          Siswa menghitung kekuatan lensa untuk rabun jauh
-          Siswa menghitung kekuatan lensa untuk rabun dekat
-          Siswa menghitung kekuatan untukl mata tua
c.       Kegiatan akhir                 ( 30 menit )
-          Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang dipelajari
-          Siswa mengerjakan soal latihan evaluasi
V.        Alat / Bahan / Sumber belajar / Media :       
            1.Buku pokok (Kaginan Marthen 2008. Fisika sma kelas x. Erlangga. Jakarta).
            2. Buku penunjang (Kamajaya. 2005. Fisika sma kelas x. Grafindo media pratama. Bandung).
            3. Lembar Kerja Siswa (LKS)
VI.       Penilaian :                     
1.      Teknik penilaian    : tertulis
2.      Bentuk instrumen  : isian dan uraian
Soal / Instrumen
1.      Titik dekat seseorang 2 meter, kuat kacamata yang diperlukannya adalah…
Jawab:
Dik:
(titik dekat)                   = -2 m
S (titik dekata mata normal)           = 0,25 m
Penye:
Skor: 50
2.      Berapa seorang anak dengan mata rabun jauh memiliki titik jauh 50 cm. tentukan kekuatan lensa kacamata yang ia gunakan?
Dik:
PR = 50 cm
= -PR= -50 cm
Dit: f =….?
Penyelesaian:
Skor: 50

Mengetahui,                                                                            Palembang, febuari 2012
Guru pamong                                                                         Mahasiswa PPL
           


Susi Kartika, S.pd                                                                   Tri Murni P
NIP. 196403141986012001                                                    NIM. 2008122079

Mengetahui,
Kepala sekolah SMA Negeri 8 Palembang


Drs. H. Imran, MM
NIP. 196312061989031010

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama sekolah             : SMA Negeri 8 Palembang
Mata pelajaran           : Fisika
Kelas / Semester         : X / 2
Alokasi Waktu                        : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi   :3. menerapkan prinsip kerja alat-alat optik.
Kompetensi Dasar      :3.1 Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif.
Indikator                     : 1. Menuliskan bagian-bagian mata dan fungsinya.
                                      2. Menuliskan jenis cacat mata dan penggunaan kaca mata yang tepat.
                                      3. Menghitung kekuatan lensa untuk rabun jauh.
                                      4. Menghitung kekuatan lensa untuk rabun dekat.
                                      5. Menghitung kekuatan lensa untuk mata tua.

I.          Tujuan Pembelajaran : 
            - siswa dapat memahami prinsip kerja secara kualitatif dan kuantitatif.
II.        Materi pembelajaran             : Mata dan Kaca Mata
III.       Metode pembelajaran                        : Metode tanya jawab / diskusi.
IV.       Langkah-langkah pembelajaran :
a.      Kegiatan awal                  (10 menit)
-          Apersepsi         : tuliskan kesamaan hubungan fokus, jarak benda dan jarak bayangan
-          Motivasi           : dimanakah letak bayangan yang dilihat oleh mata untuk yang normal ?


b.      Kegiatan inti                     ( 50 menit )
-          Siswa melakukan diskusi dan menjawab pertanyaan tentang sebutkan bagian-bagian mata dan fungsinya
-          Siswa menuliskan jenis cacat mata
-          Siswa menghitung kekuatan lensa untuk rabun jauh
-          Siswa menghitung kekuatan lensa untuk rabun dekat
-          Siswa menghitung kekuatan untukl mata tua
c.       Kegiatan akhir                 ( 30 menit )
-          Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang dipelajari
-          Siswa mengerjakan soal latihan evaluasi
V.        Alat / Bahan / Sumber belajar / Media :       
            1. Buku pokok (Kaginan Marthen 2008. Fisika sma kelas x. Erlangga. Jakarta).
       2. Buku penunjang (Kamajaya. 2005. Fisika sma kelas x. Grafindo media pratama. Bandung).
            3. Lembar Kerja Siswa (LKS)
VI.       Penilaian :                     
1.      Teknik penilaian    : tertulis
2.      Bentuk instrumen  : isian dan uraian
Soal / Instrumen
1.      Titik dekat seseorang 2 meter, kuat kacamata yang diperlukannya adalah…
Jawab:
Dik:
(titik dekat)                   = -2 m
S (titik dekata mata normal)           = 0,25 m
Penye:
Skor: 50
2.      Berapa seorang anak dengan mata rabun jauh memiliki titik jauh 50 cm. tentukan kekuatan lensa kacamata yang ia gunakan?
Dik:
PR = 50 cm
= -PR= -50 cm
Dit: f =….?
Penyelesaian:
Skor: 50

Mengetahui,                                                                            Palembang, febuari 2012
Guru pamong                                                                         Mahasiswa PPL
           


Susi Kartika, S.pd                                                                   Tri Murni P
NIP. 196403141986012001                                                    NIM. 2010 122 128

Mengetahui,
Kepala sekolah SMA Negeri 8 Palembang


Drs. H. Imran, MM
NIP. 196312061989031010

profesi kependidikan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Kualitas proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh kualitas kinerja guru. Oleh karena itu, usaha untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, perlu secara terus menerus mendapatkan perhatian dari penanggung jawab sistem pendidikan.
Peningkatan ini akan lebih berhasil apabila dilakukan oleh guru dengan kemauan dan usaha mereka sendiri. Namun sering kali guru masih memerlukan bantuan dari orang lain, karena ia belum mengetahui atau belum memahami jenis, prosedur, dan mekanisme memperoleh berbagai sumber yang diperlukan dalam usaha meningkatkan kemampuan mereka.
Pengetahuan tentang supervisi memberikan bantuan kepada guru dalam merencanakan dan melaksanakan peningkatan profesional mereka dengan memanfaatkan sumber yang tersedia.  

1.2   Rumusan Masalah
1.2.1        Apakah pengertian, fungsi, dan peran supervisi pendidikan?
1.2.2         Bagaimana pelaksanaan supervisi pendidikan?
1.2.3        Teknik apa saja yang ada dalam supervisi pendidikan?
1.2.4        Bagaimana peranan guru dalam supervisi pendidikan?




BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian, Fungsi, dan Peran
2.1.1 Pengertian Supervisi
Berbagai buku mendefiniskan supervisi berbeda satu sama lain. Daresh (1989), misalnya mendefisiniskan supervisi sebagai suatu proses mengawasi kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan organisasi. Wiles (1955) mendefinisikannya sebagai bantuan dalam pengembangan situasi belajar-mengajar. Lucio dan McNeil (1987) mendefinisikan tugas supervisi, yang meliputi:
a.    Tugas perencanaan, yaitu untuk menetapkan kebijaksanaan dan program.
b.    Tugas administrasi, yaitu pengambilan keputusan serta pengkoordinasian melalui konferensi dan konsultasi yang dilakukan dalam usaha mencari perbaikan kualitas pengajaran.
c.    Partisipasi secara langsung dalam pengembangan kurikulum, yaitu dalam kegiatan merumuskan tujuan, membuat penuntun mengajar bagi guru, dan memilih isi pengalaman belajar.
d.   Melaksanakan demonstrasi mengajar untuk guru-guru, serta
e.    Melaksanakan penelitian.
Sergiovanni dan Starratt (1979) berpendapat bahwa tugas utama supervisi adalah perbaikan situasi pengajaran. Dari berbagai definisi supervisi menurut para ahli tersebut, disimpulkan bahwa pengertian supervisi dirumuskan secara sederhana, yaitu semua usaha yang dilakukan oleh supervisor untuk memberikan bantuan kepada guru memperbaiki pengajaran.
Supervisi pengajaran berbeda dengan administrasi pendidikan. Administrasi pendidikan merupakan proses dan bentuk kerja sama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan supervisi pengajaran merupakan bagian dari kegiatan administrasi pendidikan.
2.1.2 Fungsi dan Peran Supervisi
Kegiatan supervisi dilaksanakan melalui berbagai proses pemecahan masalah pengajaran. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar- mengajar. Dengan demikian ciri utama supervisi adalah perubahan, dalam pengertian peningkatan kearah efektivitas dan efisiensi proses belajar-mengajar seacar terus-menerus.
Ada dua jenis supervisi dilihat dari peranannya dalam perubahan, yaitu:
a.    Supervisi traktif, artinya supervisi yang hanya berusaha melakukan perubahan kecil karena menjaga kontinuitas. Misalnya dapat dilihat dari kegiatan rutin seperti pertemuan rutin dengan guru-guru untuk membicarakan kesulitan-kesulitan kecil, memberikan informasi tentang prosedur yang telah disepakati dan memberikan arahan dalam prosedur stndar operasi (PSO) dalam suatu kegiatan.
b.    Supervisi dinamik, yaitu supervisi yang diarahkan untuk mengubah secara lebih intensif praktek-praktek pengajaran tertentu.
2.2 Pelaksanaan Supervisi
Dalam usaha mempertinggi efisiensi dan efektivitas proses pelaksanaan supervisi pendidikan, kegiatan supervisi perlu dilandasi oleh hal-hal sebagai berikut:
a.    Kegiatan supervisi pendidikan harus dilandasi atas filsafat pancasila.
b.    Pemecahan masalah supervisi harus dilandaskan kepada pendekatan ilmiah dan dilakukan secara kreatif.
c.    Keberhasilan supervisi harus dinilai dari sejauh mana kegiatan tersebut menunjang prestasi belajar siswa dalam proses belajar-menagjar.
d.   Supervisi harus dapat menajmin kontinuitas perbaikan dan perubahan program pengajaran. Jika supervisi dilaksanakan, maka hasilnya harus merupakan suatu meningkatan proses dan hasil belajar siswa.
e.    Supervisi bertujuan mengembangkan keadaan yang favorable untuk terjadinya proses belajar-mengajar yang efektif.
Dalam kaitanya dengan perbaikan situasi belajar-mengajar, menurut Haris (1975), tugas seorang supervisor adalah membantu guru dalan hal-hal sebagai berikut:
a.    Pengembangan kurikulum.
b.    Pengorganisasian pengajaran.
c.    Pemenuhan fasilitas sesuai dengan rancangan proses belajar-mengajar.
d.   Perancangan dan perolehan bahan pengajaran sesuai dengan rancangan kurikulum.
e.    Perencanaan dan implementasi dalam meningkatkan pengalaman belajar dan unjuk kerja guru dalam melaksanakan pengajaran.
f.     Pelaksanaan orientasi tentang suatu tugas atau cara baru dalam proses belajar-mengajar.
g.    Pengkoordinasian antara kegiatan beajar-mengajar dengan kegiatan layanan lain yang diberikan sekolah/lembaga pendidikan kepada siswa.
h.    Pengembangan hubungan dengan masyarakat dengan mengusahakan lalu lintas informasi yang bebas tentang hal yang berhubungan dengan kegiatan pengajaran.
i.      Pelaksanaan evaluasi pengajaran, terutama dalam perencanaan, pembuatan instrument, pengorganisasian, dan penetapan prosedur untuk pengumpulan data, analisi dan interpretasi hasil pengumpulan data, serta pembuatan keputusan untuk perbaikan proses pengajaran.





2.3 Teknik Supervisi
Mempelajari berbagai pendekatan dalam supervisi memungkinkan guru untuk mempunyai wawasan yang lebih luas tentang kegiatan supervisi. Dengan demikian, pada gilirannya nanti guru dapat berperan serta dalam melakukan pilihan tentang cara bagaimana supervisor itu akan membantunya. Pendekatan itu antara lain adalah pendekatan humanistik, pendekatan kompetensi, pendekatan klinis, dan pendekatan professional.
2.3.1 Pendekatan Humanistik
            Pendekatan humanistik timbul dari keyakinan bahwa guru tidak dapat diperlakukan sebagai alat semata-mata untuk meningkatkan kualitas belajar-mengajar.
Teknik supervisi dalam pendekatan humanistik dapat dilkukan melalui hal-hal berikut:
a.    Pembicaraan awal
b.    Observasi
c.    Analisis dan interpretasi
d.   Pembicaraan akhir
e.    Laporan
2.3.2 Pendekatan Kompetensi
Pendekatan kedua yang dapat dipakai dalam melaksanakan supervisi adalah pendekatan kompetensi. Pendekatan ini mempunyai makna bahwa guru harus mempunyai kompetensi tertentu untuk melaksanakan tugasnya.
Teknik supervisi yang menggunakan pendekatan kompetensi adalah sebagai berikut:
a.    Menetapkan kriteria unjuk kerja yang dikehendaki.
b.    Menetapkan target unjuk kerja.
c.    Menentukan aktivitas unjuk kerja.
d.   Memonitor kegiatan untuk mengetahui unjuk kerja.
e.    Melakukan penilaian terhadap hasil monitoring.
f.     Pembicaraan akhir.
2.3.3        Pendekatan Klinis
            Supervisi klinis adalah suatu proses tatap muka antara supervisor dengan guru yang membicarakan hal mengajar dan yang ada hubungannya dengan itu. Terdapat lima langkah dalam melaksanakan supervisi klinis, yaitu:                                                             
a.       Tahap pembicaraan pra-observasi.
b.      Melaksanakan  observasi.
c.       Melakukan analisis dan menentukan strategi.
d.      Melakukan pembicaraan tentang hasil supervisi.
e.       Melakukan analisis setelah pembicaraan.
2.3.4 Pendekatan Profesional
Dibawah ini dikemukakan teknik supervisi professional, sebagai berikut:
a.    Penataran yang diberikan kepada guru harus diberikan bersama dengan kepala sekolah (dan penagwas).
b.    Penggugusan merupakan teknik pembinaan di dalam masing-masing sekolah maupun di dalam kelompok sekolah yang berdekatan.
c.    KKG, KKKS, KKPS, dan PKG, dipergunakana sebagai wadah pengorganisasian dan pembinaan guru, kepala sekolah, dan penagwas sekolah untuk melakukan kegiatan peningkatan kualitas pengajaran.





2.3.4 peranan guru dalam supervisi
Seperti telah dikemukakan, supervisi pendidikan bertujuan untuk membantu guru dalam memperbaiki proses belajar mengajar melalui peningkatan kompetensi guru itu sendiri dalam melaksanakan tugas profesional mengajarnya.
Guru secara aktif memberikan masukan kepada supervisor tentang masalah yang dihadapi dalam mengajar. Seperti halnya pasien kepada dokternya, guru harus berterus terang tentang masalah yang dihadapinya, sehingga dapat dicari cara pemecahan yang tepat.















BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Jabatan profesional harus terus dikembangkan sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Pengembangan ini seharusnya datang dari kemauan dan kemampuan pribadi masing-masing tenaga profesional.
Dalam kenyataannya karena berbagai sebab, perkembangan profesional itu memerlukan bantuan dari luar, baik yang menyangkut substansi maupun pemanfaatan sumber daya yang mendukung perkembangan itu. Orang yang bertanggung jawab membantu pertumbuhan profesional guru adalah supervisor.
Supervisor itu sendiri juga merupakan jabatan profesional, yang sangat mementingkan kemampuan untuk menetapkan bantuan apa dan sebarapa jauh bantuan yang diperlukan guru.
Dalam menjalankan tugasnya, supervisor dapat menggunakan satu atau lebih pendekatan yang lebih cocok untuk memberi layanan terhadap guru. Pendekatan itu antara lain, pendekatan humanistik, pendekatan kompetensi, pendekatan klinis dan pendekatan profesional. Guru sebagai subjek supervisi berperan aktif dalam pelaksanaan supervisi.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penyaji menemukan saran-saran berikut ini :
1.      Makalah tentang supervisi pendidikan ini dapat dijadikan acuan untuk guru dalam menjalankan profesinya.
2.      Penyaji juga mengharapkan kepada pembaca agar memperbanyak atau menambah pengetahuan tentang  supervisi pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Bolla, John I..1984. Supervisi Klinis. Jakarta: Depdikbud.
Harris, Ben M.. 1975. Supervisory Behaviour in Education. New Jersey: Prentice Hall, Inc.